Wisa
ta saya di Berlin pada tulisan sebelumnya Perjalanan Wisata Sehari di Berlin ( 12 Wisata Terkenal di Berlin, Jerman) sebenarnya tidak terencana sama sekali, namun syukurlah saya cukup puas menghabiskan waku saya di Berlin walaupun hanya sehari. Pukul 6 sore saya menuju terminal untuk menunggu keberangkaan menuju Warsawa. Satu jam berlalu terasa sangat lama, saya mondar-mandir didalam terminal yang kebetulan ruang tunggunya beratap dan berdinding serta tentu saja dilengkapi dengan penghangat ruangan. Sore itu anginnya luar biasa kencang bertiup, saya penasaran bagaimana rasanya diluar dengan angin seperti itu. Saya sangat berharap saat itu turun salju, karena sebagai orang yang berasal dari negara tropis melihat salju itu hampir impian semua orang. Saya beranikan diri keluar dan ternyata anginnya sangat tidak bersahabat. Rasanya bernafas saja susahnya minta ampun dan dinginnya sampai ketulang, tanpa disadari muka saya perih sekali dan bibir saya berdarah seperti tersayat. Akhirnya saya memutuskan untuk kembali lagi ke dalam ruangan.
Disana saya bertemu dengan orang Indonesia. Ada ibu-ibu berjilbab sekali kali menatap kearah saya, pada saat yang itu saya juga melakukan hal yang sama. Saya kurang yakin ibu itu berasal dari Indonesia karena bisa jadi dari Malaysia atau Brunei. Saya duduk mendekati ibu tersebut dan ngobrol menggunakan bahasa Indonesia dengan teman saya dengan volume suara yang sengaja saya keraskan agar ibu itu dengar dan menegur saya. Benar sekali, ibu itu menegur saya dan kami terlibat percakapan. Saya bercerita tujuan saya dan kenapa saya bisa nyasar ke Jerman. Begitu sebaliknya, bu Astri namanya dan sedang menempuh s2 di Dresden, Jerman. Kalo tidak salah ibunya juga bercerita kalo tidak hanya belajar di Dresden namun juga Spanyol dan Porugal (kalo gak salah). Bu Astri mendapatkan beasiswa Erasmus Mundus yang sekarang udah berubah nama menjadi
Erasmus+ merupakan beasiswa dari Uni Eropa untuk mahasiswa Asia yang ingin belajar ke Eropa, cek website untuk info lebih lengkap. Saya kurang nangkep apa yang dibicarakan ibu Astri tentang Erasmus Mundus tersebut. Sekian lama kami ngobrol waktu bu Astri untuk berangkat ke Dresden pun tiba, kami bertukar alamat facebook dan pin BBM. Tidak lama setelah itu sayapun berangkat juga ke Warsawa.
Jam 9 malam tiba dan saya menuju ke Bus yang akan membawa saya dan teman saya ke Warsawa. Saya memesan tiket
bus Simple Express secara online dari Indonesia. Tiket dikirim ke email setelah pemesanan selesai, saya mendapat balasan email dan mencetak tiketnya. Sebelum memasuki bus saya taruh koper dan
bag pack saya di bagasi dan saya hanya membawa barang seperlunya saja seperti headset, charger, jaket, syall, dan penutup kepala. Sebaiknya jika ingin keluar negri bawa tas kecil yang bisa digunakan untuk menaruh barang-barang kecil. Setelah itu saya persiapkan semua dokumen yang mungkin akan ditanyakan seperti tiket, passport, surat undangan untuk menghadiri konferensi. Semua pengecekan oleh petugas selesai dan saya dipersilahkan memasuki bus.

Busnya sangat nyaman dengan udara didalam yang anget, jarak kursi dengan kursi depannya cukup luas sehingga saya bisa menjulurkan kaki saya, sangat ergonomis. Bus tersebut ditlengkapi wifi yang super cepat, bantal, minum, kantong yang mungkin akan digunakan untuk meletakkan charger, dan colokan. Diperjalanan saya menikmati pemandangan yang disuguhkan dan selalu bersyukur dengan apa yang sedang saya jalani. Lama-lama saya tertidur dan bangun ketika sampai di Warsawa. Saya dan teman saya diturunkan di Centralny dan menuju bawah tanah (bayangkan seperti mall-cerita ada apa dibawah tanah dibahas di topik berbeda). Udara saat itu sangat dingin, kami mencari
money changer belum ada yang buka karena pada saat itu masih pukul 4 pagi. Kami memutuskan untuk menunggu, sampai akhirnya
money changer sudah dibuka dan kami menukar beberapa Euro ke mata uang Polandia yaitu Zloty. Setelah menukar uang kami menuju McD untuk mencari minuman hangat. Tak terasa sudah jam 7 pagi, kami memberanikan diri untuk keluar dan kami disambut kabut yang sangat tebal bahkan jarak pandang sangat terbatas.


Sebelumnya kami berkomunikasi dengan mbak Kinan (salah satu mahasiswa UGM yang mendapatkan beasiswa Erasmus Mundus Exchange ke University of Warsaw), dia yang memberikan arahan kemana kami harus pergi dan naik apa saja untuk ketempat penginapan. Kami keluar dari
underground dan memulai ketempat penginapan. Kami mencari-cari bagaimana cara mendapatkan tiket untuk naik
trem (alat transportasi darat seperti kereta api namun fungsinya sma seperti trans jogja atau trans jakarta). Setiap orang kami tanyain bagaimana cara membeli tiket trem. Ada cewek kuliahan sedang berdiri dan saya menghampirinya, dia bisa berbahasa Inggris dan saya ditunjukkan bagaimana cara mendapatkan tiket trem dan kebetulan mesin untuk beli tiketnya rusak dan saya harus mencari mesin lain. Menemukan orang yang bisa berbahasa Inggris susah di Warsawa jadi setiap kali saya menanyakan sesuatu saya selalu tanya terlebih dahulu bisa bahasa Inggris atau tidak. Setelah lama akhirnya saya menemukan seorang pemuda yang sedang antri didepan mesin pembelian tiket untuk trem. Saya menghampirinya dan dia bisa bahasa Inggris. Saya utarakan maksud saya, dan pemuda itu membantu saya dari menukarkan uang saya yang 100 zloty menjadi recehan (makasih mas) dan membantu memberi saran untuk membeli tiket satu hari penuh (jadi saya hanya sekali membeli tiket dan bebas digunakan kapan saja saya mau pergi selama 1 hari), jadi tipe tiketnya ada bermacam-macam, setau saya ada yang harian, ada yang setiap naik, ada pula yang tahunan. Karena saya hanya 2 minggu makanya saya beli yang harian soalnya setelah itu saya akan mendapatkan tiket gratis untuk mengakses semua alat transportasi selama saya mengenakan
badge yang diberikan panitia konferensi. Lalu dia pergi. Ternyata pemuda itu kembali lagi karena melihat saya bingung mengoperasikan mesinnya dan membantu saya sampai mendapatkan tiketnya (makasih lagi mas) lalu dia pergi lagi. Tiket sudah ditangan dan saya mencari teman saya lalu naik trem menuju
National Stadium dimana UNFCCC CoP 19 dilaksanakan. Diperjalanan saya sangat menikmati suasana khas eropa dengan bangunan-bangunan khas dan pepohonan yang gundul.

Disepanjang jalan saya menikmati suasana eropa, saya dikejutkan oleh Stadion yang tidak asing dimata saya dan juga pecinta sepak bola. Ya saya akan segera tiba di National Stadium di Warsawa dimana stadion itu adalah tempat dilaksanakannya sepak bola Euro 2012 Poland-Ukraine. Saya melongo dan tidak percaya bahwa saya benar-benar disuguhi stadion itu. Suara wanita mengumumkan bahwa saya akan segera tiba telah terdengar "
Nastepny Przystanek Rondo Washyngtona". Saya dan teman saya turun dan menuju
underground untuk menyeberang. Lalu kami menuju ke tempat penginapan kami yang bernama Adventura Hostel. Di Adventura Hostel kami menginap selama 14 hari dengan biaya sekitar 2,4 juta rupiah. Disini memang hostelnya
traveller, satu kamar bisa diisi 5-10 orang. Setelah berkemas saya istirahat.
National Stadium
Halte trem
Begitulah pengalaman saya naik bus antar negara di eropa.Selanjutnya akan ada cerita bagaimana saya di Polandia selama kurang lebih 2 minggu
(pictures by me and google)