Sunday, 26 April 2015

Perjalanan dari Berlin (Jerman) ke Warsawa (Polandia)




Wisata saya di Berlin pada tulisan sebelumnya Perjalanan Wisata Sehari di Berlin ( 12 Wisata Terkenal di Berlin, Jerman) sebenarnya tidak terencana sama sekali, namun syukurlah saya cukup puas menghabiskan waku saya di Berlin walaupun hanya sehari. Pukul 6 sore saya menuju terminal untuk menunggu keberangkaan menuju Warsawa. Satu jam berlalu terasa sangat lama, saya mondar-mandir didalam terminal yang kebetulan ruang tunggunya beratap dan berdinding serta tentu saja dilengkapi dengan penghangat ruangan. Sore itu anginnya luar biasa kencang bertiup, saya penasaran bagaimana rasanya diluar dengan angin seperti itu. Saya sangat berharap saat itu turun salju, karena sebagai orang yang berasal dari negara tropis melihat salju itu hampir impian semua orang. Saya beranikan diri keluar dan ternyata anginnya sangat tidak bersahabat. Rasanya bernafas saja susahnya minta ampun dan dinginnya sampai ketulang, tanpa disadari muka saya perih sekali dan bibir saya berdarah seperti tersayat. Akhirnya saya memutuskan untuk kembali lagi ke dalam ruangan.

Disana saya bertemu dengan orang Indonesia. Ada ibu-ibu berjilbab sekali kali menatap kearah saya, pada saat yang itu saya juga melakukan hal yang sama. Saya kurang yakin ibu itu berasal dari Indonesia karena bisa jadi dari Malaysia atau Brunei. Saya duduk mendekati ibu tersebut dan ngobrol menggunakan bahasa Indonesia dengan teman saya dengan volume suara yang sengaja saya keraskan agar ibu itu dengar dan menegur saya. Benar sekali, ibu itu menegur saya dan kami terlibat percakapan. Saya bercerita tujuan saya dan kenapa saya bisa nyasar ke Jerman. Begitu sebaliknya, bu Astri namanya dan sedang menempuh s2 di Dresden, Jerman. Kalo tidak salah ibunya juga bercerita kalo tidak hanya belajar di Dresden namun juga Spanyol dan Porugal (kalo gak salah). Bu Astri mendapatkan beasiswa Erasmus Mundus yang sekarang udah berubah nama menjadi Erasmus+  merupakan beasiswa dari Uni Eropa untuk mahasiswa Asia yang ingin belajar ke Eropa, cek website untuk info lebih lengkap. Saya kurang nangkep apa yang dibicarakan ibu Astri tentang Erasmus Mundus tersebut. Sekian lama kami ngobrol waktu bu Astri untuk berangkat ke Dresden pun tiba, kami bertukar alamat facebook dan pin BBM. Tidak lama setelah itu sayapun berangkat juga ke Warsawa.

Jam 9 malam tiba dan saya menuju ke Bus yang akan membawa saya dan teman saya ke Warsawa. Saya memesan tiket bus Simple Express secara online dari Indonesia. Tiket dikirim ke email setelah pemesanan selesai, saya mendapat balasan email dan mencetak tiketnya. Sebelum memasuki bus saya taruh koper dan bag pack saya di bagasi dan saya hanya membawa barang seperlunya saja seperti headset, charger, jaket, syall, dan penutup kepala. Sebaiknya jika ingin keluar negri bawa tas kecil yang bisa digunakan untuk menaruh barang-barang kecil. Setelah itu saya persiapkan semua dokumen yang mungkin akan ditanyakan seperti tiket, passport, surat undangan untuk menghadiri konferensi. Semua pengecekan oleh petugas selesai dan saya dipersilahkan memasuki bus.

Busnya sangat nyaman dengan udara didalam yang anget, jarak kursi dengan kursi depannya cukup luas sehingga saya bisa menjulurkan kaki saya, sangat ergonomis. Bus tersebut ditlengkapi wifi yang super cepat, bantal, minum, kantong yang mungkin akan digunakan untuk meletakkan charger, dan colokan. Diperjalanan saya menikmati pemandangan yang disuguhkan dan selalu bersyukur dengan apa yang sedang saya jalani. Lama-lama saya tertidur dan bangun ketika sampai di Warsawa. Saya dan teman saya diturunkan di Centralny dan menuju bawah tanah (bayangkan seperti mall-cerita ada apa dibawah tanah dibahas di topik berbeda). Udara saat itu sangat dingin, kami mencari money changer belum ada yang buka karena pada saat itu masih pukul 4 pagi. Kami memutuskan untuk menunggu, sampai akhirnya money changer sudah dibuka dan kami menukar beberapa Euro ke mata uang Polandia yaitu Zloty. Setelah menukar uang kami menuju McD untuk mencari minuman hangat. Tak terasa sudah jam 7 pagi, kami memberanikan diri untuk keluar dan kami disambut kabut yang sangat tebal bahkan jarak pandang sangat terbatas.


Sebelumnya kami berkomunikasi dengan mbak Kinan (salah satu mahasiswa UGM yang mendapatkan beasiswa Erasmus Mundus Exchange ke University of Warsaw), dia yang memberikan arahan kemana kami harus pergi dan naik apa saja untuk ketempat penginapan. Kami keluar dari underground dan memulai ketempat penginapan. Kami mencari-cari bagaimana cara mendapatkan tiket untuk naik trem (alat transportasi darat seperti kereta api namun fungsinya sma seperti trans jogja atau trans jakarta). Setiap orang kami tanyain bagaimana cara membeli tiket trem.  Ada cewek kuliahan sedang berdiri dan saya menghampirinya, dia bisa berbahasa Inggris dan saya ditunjukkan bagaimana cara mendapatkan tiket trem dan kebetulan mesin untuk beli tiketnya rusak dan saya harus mencari mesin lain. Menemukan orang yang bisa berbahasa Inggris susah di Warsawa jadi setiap kali saya menanyakan sesuatu saya selalu tanya terlebih dahulu bisa bahasa Inggris atau tidak. Setelah lama akhirnya saya menemukan seorang pemuda yang sedang antri didepan mesin pembelian tiket untuk trem. Saya menghampirinya dan dia bisa bahasa Inggris. Saya utarakan maksud saya, dan pemuda itu membantu saya dari menukarkan uang saya yang 100 zloty menjadi recehan (makasih mas) dan membantu memberi saran untuk membeli tiket satu hari penuh (jadi saya hanya sekali membeli tiket dan bebas digunakan kapan saja saya mau pergi selama 1 hari), jadi tipe tiketnya ada bermacam-macam, setau saya ada yang harian, ada yang setiap naik, ada pula yang tahunan. Karena saya hanya 2 minggu makanya saya beli yang harian soalnya setelah itu saya akan mendapatkan tiket gratis untuk mengakses semua alat transportasi selama saya mengenakan badge yang diberikan panitia konferensi. Lalu dia pergi. Ternyata pemuda itu kembali lagi karena melihat saya bingung mengoperasikan mesinnya dan membantu saya sampai mendapatkan tiketnya (makasih lagi mas) lalu dia pergi lagi. Tiket sudah ditangan dan saya mencari teman saya lalu naik trem menuju National Stadium dimana UNFCCC CoP 19 dilaksanakan. Diperjalanan saya sangat menikmati suasana khas eropa dengan bangunan-bangunan khas dan pepohonan yang gundul.




Disepanjang jalan saya menikmati suasana eropa, saya dikejutkan oleh Stadion yang tidak asing dimata saya dan juga pecinta sepak bola. Ya saya akan segera tiba di National Stadium di Warsawa dimana stadion itu adalah tempat dilaksanakannya sepak bola Euro 2012 Poland-Ukraine. Saya melongo dan tidak percaya bahwa saya benar-benar disuguhi stadion itu. Suara wanita mengumumkan bahwa saya akan segera tiba telah terdengar "Nastepny Przystanek Rondo Washyngtona". Saya dan teman saya turun dan menuju underground untuk menyeberang. Lalu kami menuju ke tempat penginapan kami yang bernama Adventura Hostel. Di Adventura Hostel kami menginap selama 14 hari dengan biaya sekitar 2,4 juta rupiah. Disini memang hostelnya traveller, satu kamar bisa diisi 5-10 orang. Setelah berkemas saya istirahat.



National Stadium


Halte trem

Begitulah pengalaman saya naik bus antar negara di eropa.Selanjutnya akan ada cerita bagaimana saya di Polandia selama kurang lebih 2 minggu

(pictures by me and google)

Friday, 24 April 2015

Perjalanan Wisata Sehari di Berlin ( 12 Wisata Terkenal di Berlin, Jerman)

Meneruskan cerita saya Pengalaman Pertama Naik Pesawat ke Luar Negri pada postingan sebelumnya. Saya tiba di bandara Tegel, Berlin sekitar jam 4 pagi. Udara yang dingin terasa sakit menyentuh kulit muka saya ketika turun dari pesawat. Setelah selesai dengan urusan penerbangan saya menunggu di lobi bandara dengan perasaan yang tidak tertahankan untuk melihat dunia luar. Saya memutuskan untuk membasuh muka dan menggosok gigi terlebih dahulu sebelum keluar bandara. Lumayan lama saya menunggu di bandara untuk bisa melihat suasana luar. Saat itu sedang musim gugur (autumn) sehingga matahari terbit agak siangan. Sambil menunggu saya melihat orang lalu lalang didepan saya dengan mengenakan pakaian dingin yang modis baik pria maupun wanita, sedangkan saya hanya mengenakan celana jeans, jaket hitam apa adanya dan sepatu lapangan. Waktu menunjukkan pukul 6 pagi dan saya menghubungi keluarga saya di Indonesia melalui sms karena memang di bandara tidak ada internet yang bisa di akses. sekali sms 4000 rupiah, lumayan murah.... 

Sekitar pukul 7 pagi saya dan teman saya memberanikan diri untuk keluar bandara dengan udara yang dinginnya bukan kepalang. Baru melihat pepohonan didepan bandara saja saya sudah sangat senang dan bersyukur luar biasa. Kami memutuskan untuk berwisata sambil menunggu jam 9 malam tiba untuk keberangkatan ke Warsaw, Poland menggunakan bus antar negara di eropa dengan harga yang cukup murah, jika di rupiahkan sekitar 300 ribu rupiah dari Berlin ke Warsaw. Kami mencari petugas di bandara untuk mencari informasi bagaimana saya bisa mencapai wisata-wisata di Berlin. Saya diberi satu lembar peta kota Berlin lengkap dengan petunjuk arah dan wisata-wisata serta bagaimana saya bisa mencapai wisata tujuan baik menggunakan bus maupun kereta bawah tanah. Sebelum saya pergi saya beli tiket bus di bandara untuk perjalanan saya sehari bebas biaya naik bus apapun dan kemanapun seharga 5 Euro waktu itu sekitar 75 rb rupiah. Tiket dan peta sudah ditangan artinya bekal perjalanan wisata sudah lengkap. 

 Tujuan pertama saya adalah Brandenburg gate yang merupakan landmark dari Jerman. Saya memulai perjalanan singkat saya pukul 8.00 pagi waktu setempat, keadaan saat itu masih sangat sepi bahkan tidak ada wisatawan kecuali saya dan teman saya sehingga kami bebas mengambil foto dengan kondisi hanya berdiri kokoh bangunan tua itu.


Setelah puas berfoto saya lanjut ketempat berikutnya yaitu Reicshtag yang merupakan gedung parlemen. Perjalanan ke Reichstag saya tempuh dengan berjalan kaki yang memakan waktu kurang dari 10 menit dari Brandenburg gate. Saya sangat kagum dengan bangunan megah tersebut, bangunan tersebut hampir hancur pada perang dunia II. Cerita tentang Reichstag bisa dibaca sendiri di mbah kita yang sangat pintar yaitu google.



Tempat berikutnya yang saya kunjungi adalah Siegessäule (Victory Column) yang merupakan sebuah patung yang berdiri di tengah jalan. Perjalan ke siegessäule memakan waktu kurang dari 20 menit dengan jalan kaki dari Reichstag. Saya tidak berlama mengunjungi wisata-wisata tersebut karena waktu yang sangat mepet.

Kemudian saya mengunjungi Soviet War Memorial yang ditempuh dengan 10 menit berjalan kaki dari Victory Column kearah Brundenburg gate. Saya membaca-baca tulisan yang ada di patung dan batu-batu sekitar monumen dan saya tidak paham maksud dan bahkan cara bacanya karena sepertinya ditulis menggunakan huruf Rusia.



Selanjutnya saya kembali ke halte bus untuk melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki kearah Brandenburg gate sekitar 5 menit. Berlin memang kota yang indah, disepanjang perjalanan saya disuguhi pemandangan hutan kota yang begitu mengagumkan pada saat autumn. Daun berwarna warni dari hijau, kuning, orange, dan juga merah.



Sesampai di halte kami menuju ke Television Tower yang merupakan tower tertinggi di Berlin. Perjalanan menggunakan bus kota tersebut hanya memakan waktu kurang lebih 10 menit dari Brandenburg gate. Disana tidak hanya disuguhi television tower namun juga St Mary's Church dan Rotes Rathaus. Dengan berdiri di satu titik saya datpat melihat ketiganya sekaligus.



Perjalanan berikutnya cukup ditempuh dengan berjalan kaki menuju Berliner Dom yang merupakan katedral yang sangat cantik berdiri ditepi sungai yang bersih dan dilewati kapal-kapal wisata. Perjalanan tersebut saya tempuh dengan berjalan kaki selama kurang dari 10 menit. Berbeda dengan perjalanan kaki di daerah Brandenburg gate yang sepanjang jalannya adalah hutan kota, disini saya disuguhi bangunan-bangunan khas eropa dan toko-toko yang menjual suvenir khas jerman serta beberapa restoran dan kafe.




Masih diarea Berliner Dom, saya juga menjumpai bangunan tua yang juga cantik yaitu Fridericvs Gvilelmvs III StudioDisini banyak pengemis sama seperti di Indonesia yang bawa anak lalu bilang anak saya belum makan dan sebagainya. Jika ditanya "Do you speak English?" bilang aja enggak, karena jika bilang iya maka mereka akan beraksi dengan mengeluarkan kata-kata yang menimbulkan rasa kasian kecuali kalo memang ingin memberi uang receh kepada mereka. Jangan salah di Jerman justru kalo gak punya uang receh malah ribet.



Masih dengan semangat yang membara saya kembali menyusuri jalan di Berlin, tidak lama kemudian sekitar 5 menit saya sudah menemukan Humboldt UniversitatDisini saya menyempatkan waktu beberapa menit untuk berfoto-foto dan melanjukan perjalanan berikutnya ke salah satu Istana jaman kuno di Berlin.





Charlottenburg Castle adalah destintasi saya berikutnya. Ketika saya kesana, christmas market sudah mulai banyak dibuka, memang setiap tahunnya dihalaman istana ini dibuka pasar natal. Waku yang dibutuhkan untuk mencapai tempat ini cukup lama menggunakan bus kota. Lebih dari 30 menit kemungkinan karena saat itu saya tertidur dan lupa melihat jam berapa. Sesampai di istana tersebut saya berfoto ria dan memasuki beberapa toko yang ada. Saat itu saya berada dihalaman belakang istana dan baru tahu setelah saya pulang ke Indonesia. Untuk memasuki istana sendiri juga dikenakan biaya, untuk besarnya berapa euro saya kurang paham. Untuk turis dadakan semacam saya dengan uang terbatas sudah cukup senang dihalaman belakangnya karena gratis.



 Tempat berikutnya yaitu Checkpoint CharlieCheckpoint Charlie bukan lagi menyuguhkan bangunan khas eropa seperti tempat-tempat yang sudah saya kunjungi tadi namun hanya sebuah pos yang dijaga 2 orang satpam atau tentara saya juga kurang tau. Pos perbatasan antara Berlin Timur dan Berlin Barat. Pos ini merupakan simbol dari perang dingin. Selama hampir 30 tahun Checkpoint Charlie menjadi lambang perpecahan, bukan saja membelah Jerman namun juga dunia dalam peta politik. Perjalanan yang saya tempuh sekitar 2 jam karena jaraknya sangat jauh. 


Gak lengkap rasanya kalo saya juga tidak menyebukan tempat-tempat belanja suvenir. Jangan khawatir, orang jualan suvenir dimana-mana ada di area Brandenburg gate, Berliner Dom, Charllotenburg Castle, Checkpoint Charlie dan tempat lainnya. Suvenir yang dijual dari kaos, tas, gantungan kunci, empelan kulkas, post card dan sebagainya.



Setelah puas jalan-jalan dan belanja, pada pukul 6 sore saya melakukan perjalanan ke terminal untuk menunggu keberangkatan saya ke Warsaw, Polandia. Sore itu angin begitu bertiup kencang hingga rasa dingin menyentuh tulang saya. Saya menunggu keberangkatan didalam terminal dengan mengobrol dengan bu Astri yang merupakan mahasiswa master di Dresden.



Oke, dalam sehari udah 12 landmark Berlin yang terjamah. Klik link akan muncul gambar-gambar yang berkaitan.  







Semoga bermanpaatt yak!!!!!!!!!!!!!!!!

(Original pictures taken by my friends and I)

nb : waktu kunjungan disetiap tempat wisata mentenukan banyaknya tempat wisaa yang dapat dikunjungi

Pengalaman Pertama Naik Pesawat ke Luar Negri

Kesempatan itu datang ketika saya mengikuti konferensi United Nation Framework Convention on Climate Change CoP 19 di Polandia pada November 2013. Awalnya karena keterbatasan dana untuk keberangkatan sehingga saya harus memilih penerbangan ke Berlin menggunakan pesawat Etihad. Pada saat itu tiket pesawat untuk ke Polandia adalah 13 juta rupiah dan beruntungnya ada promo Etihad ke Berlin hanya 7,8 juta rupiah. Akhirnya saya memilih penerbangan ke Berlin. Perjalanan udara tersebut saya mulai dari Jakarta - Abu Dhabi - Berlin selama kurang lebih 17 jam.

Selama di perjalanan udara cuma gelap malam yang saya lihat, rasa bosen dan jenuh menyerang. Sering kali saya coba memejamkan mata dengan harapan bangun langsung sampai tempat tujuan. Setiap kali bangun saya buka rute perjalanan yang bisa dilihat oleh penumpang dilayar monitor disetiap hadapanya, istilahnya layar monitor tersebut menempel pada kursi penumpang depan saya. Pertama kali saya bangun saya langsung cek di layar monitor, ternyata saya berada diatas samudera hindia. Namanya baru pertama keluar negri ya pasti saya parno dan berfikiran yang macam-macam. Saya mencoba untuk tidur tapi bayangan hal-hal yang mengerikan selalu melintas di pikiran saya setiap saya memejamkan mata. Saya tengok kanan kiri saya, tidak ada orang yang melek, semua pada tidur. Ketika saya melamun, tiba-tiba seorang pramugari mendatangi saya dan menanyakan kenapa gak tidur, saya bilang saya sudah tidur pulas tadi dan pramugari tersebut tiba-tiba bilang "everything is going to be alright, don't worry". Mungkin mbak-mbak pramugarinya bisa baca muka saya yang lagi parno makanya bilang begitu. Lalu dia menawari saya minum dan saya memesan Jus Apel. Sambil menghabiskan jus saya, saya menonton video yang disediakan dilayar monitor. Tidak terasa ketika saya cek kembali rute perjalanannya, pesawat sudah berada di atas India. Seketika saya merasa lega dan parno sayapun perlahan menghilang, akhirnya saya bisa kembali tidur hingga saya dibangunkan teman saya karena pesawat hampir landing dan diwajibkan mengenakan sabuk pengaman. Perintah untuk tidak meninggalkan tempat duduk telah diumumkan tandanya pesawat bersiap untuk landing dan dengan jelas saya bisa melihat keindahan kota Abu Dhabi. Sesampai di bandara saya bergegas menuju imigrasi dan menunggu di arena tunggu. Di arena tunggu bandara Abu Dhabi saat itu tidak ada wifi yang bisa di akses, hanya saja bandara menyediakan beberapa buah komputer jika penumpang ingin menggunakannya. Waktu demi waktu terbunuh dan akhirnya waktu untuk melanjutkan perjalanan ke Berlin pun akan dimulai.

Menuju Berlin saya menggunakan pesawat Air Berlin. Ketika saya berada di dalam pesawat, saya melihat sekeliling saya dan mereka semua berambut pirang, hanya saya dan seorang teman saya yang berambut hitam. Perjalanan menuju Berlin lebih saya nikmati karena di rute perjalanan saya tidak melihat adanya perairan luas yang akan dilalui pesawat. saya menghabiskan waktu saya dengan menonton video lucu dan sesekali cek rute perjalanan. Pertama saya cek, saya berada diatas Iran, lalu Iraq, lalu Turkey, dan terakhir Ukraina karena saya tertidur. saya tidur sangat pulas. seperti pengalaman sebelumnya saya terbangun ketika pesawat akan landing. Saya sudah tidak sabar melihat bagaimana cantiknya negara impian saya. pesawat berhenti dan saya langsung bergegas membereskan barang bawaan saya dan menuju pintu pesawat. Saya disambut oleh udara yang luar biasa dingin. Dalam hati saya sangat gembira dan sangat bersyukur atas nikmat ini. Dalam perjalanan dari pesawat menuju pengambilan koper, kami diantar sebuah bus. Saya sesekali mengusap mata karena lumayan ada airmata yang jatuh dari mata saya. hahhaha !!!




itulah pengalaman saya pertama kali naik pesawat jauh. semoga dapat memetik apapun itu manfaatnya. karena tulisan pertama ini saya yakin tidak semenarik penuls-penulis lainnya. hehhee

gonna be improve it

(pictures by google)

Perkenalan dulu Dab

Nama saya Adhitya Wisnu Pradhana, pemuda perantauan asal Banyuwangi yang sedang menuntut ilmu di kota pelajarnya Indonesia yaitu Yogyakarta. Saya belajar kehutanan di Universias Gadjah Mada atau bahasa SMSnya itu UGM sejak 2011 dan sekarang saya sedang berusaha menyelesaikan penelitian saya untuk Bachelor thesis atau skripsi saya.

Mungkin banyak orang bertanya-tanya "Apa to janjane yang dipelajari di Kehutanan?", apa nyebokin orangutan? atau malah jadi tarsan?.
Menurut saya kuliah di Kehutanan itu asik banget, tapi saya kurang menikmati karena saya sebenarnya pengen jadi Arsitek. Di kehutanan itu belajar macam-macam, ada manajemen hutan dimana orang-orang yang masuk dunia manajemen hutan itu kerjaannya mengatur kapan menanam pohon, memelihara juga kapan dan yang jelas panennya juga kapan, serta daerah mana saja yang harus dipanen dan ditanami jadi pada saat panen gak semua pohon ditebang, kalo semuanya ditebang bukan lesari namannya. Selain itu juga menentukan kebijakan-kebijakan dalam dunia kehutanan. Berikutnya ada budidaya hutan, dimana orang-orang yang suka menanam dan memelihara tanaman disini tempatnya. Membuat pohon bagaimana bisa menghasilkan kualitas pohon yang sangat bagus dengan waktu tanam hingga panen memakan waktu yang tidak lama. Berikutnya adalah Konservasi, ini tempatnya para pecinta tanaman dan hewan, yang suka melihara macan atau pengen punya peliharaan buaya, singa, kancil, ular, burung, atau hewan-hewan liar (wildlife) disini tempanya. Gak cuma care dengan tumbuhan dan hewan, airpun juga menjadi perhatian disini, bagaimana menjaga air biar tetap bersih untuk dikonsumsi masyarakat. Selain itu juga bagaimana menjaga ekosistem agar tetap seimbang. Terakhir ada teknologi hasil hutan. Orang-orang disini kerjaannya mengolah hasil hutan baik kayu maupun non-kayu seperti rotan, bambu, minyak-minyakan, madu, getah dan sebagainya. Disini juga belajar bagaimana bikin kertas (kertas juga dari kayu lo bagi yang belum tau), serta produk lainnya. Yang suka biologi dan penasaran dalamnya kayu kayak begimana, disini juga ada yang meneliti tentang anatomi kayu, seperti yang saya kerjakan sekarang untuk data skripsi saya Hahahaha!!!! udahlah kenalan kehutanannya.
Gak mulia apa coba orang kehutanan, kerjaannya bikin lingkungan sehat dan menyeimbangkan produksi oksigen untuk bernafas, hahhahahhaha

Saya dulu sekolah di SMAN 1 Giri, Banyuwangi dan SMPN 1 Bangorejo, Haloooo teman-teman se almamater.

Blog ini dibuat untuk berbagi perjalanan saya di Eropa, jadi kalian akan disuguhi informasi-informasi tentang Eropa yang saya alami baik itu perjalanan wisata, belajar, kuliner dan budaya disana. Kebetulan saya akan belajar di kota pelajarnya Jerman yaitu di Goettingen tepatnya di Georg-August-Goettingen Universitat.

Semoga tulisan-tulisan saya bisa memotivasi pembaca dan memberikan manfaat yang positif untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk semua kalangan dan tidak menyianyiakan segala kesempatan yang ada.

Keep your eyes on it, hahhah